والاعترافُ بالظلمِ يتضمَّنُ إيمان العبدِ بالشرعِ والثوابِ والعقابِ ، ويُوجبُ انكساره ورجوعهُ إلى اللهِ ، واستقالته عثرته ، والاعتراف بعبوديتهِ وافتقارِه إلى ربِّه فهاهنا أربعة أمورٍ قدْ وقع التوسُّلُ بها : التوحيدُ ، والتنزيهُ ، والعبوديةُ ، والاعترافُ
terj:Pengakuan terhadap kezaliman (terhadap diri sendiri) mengandungi nilai iman si hamba terhadap syariat, ganjaran serta siksaan, membuka laluan hamba menyesali tindakannya utk kembali kepangkuan Ilahi. Lantas dia memohon maaf kesalahan yang dilakukannya, mengakui statusnyasebagai hamba yang harus berubudiyah kepada-Nya semata dan mengakui semua dosa yang dilakukan. Di sana ada empat perkara yang boleh digunakan untuk bertawassul:
- Tawhid
- Tanzih (menyucikan Allah dari sifat makhluk)
- Ubudiyah (pengabdian yg murni)
- I`tiraf (mengaku telah menzalimi diri sendiri
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ{155} الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعونَ{156} أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
AQS al-Baqarah, 2: 155-157 [Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun” (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat "istirjaa" (pernyataan kembali kepada Allah). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk]
No comments:
Post a Comment