Thursday, January 5, 2012

La Tahdzan 145-7: Wirid Selepas Subuh Anda, وِرْدٌ صباحيٌّ

Wirid #7: dari Juwairiyah binti al-Harith, isteri Nabi saw.


سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
(HR Muslim, no.4905, lidwa) Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya sebanyak hitungan makhluk-Nya, menurut keridlaan-Nya, menurut arasy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya (al-Qahthani, Hisnul Muslim, no. 94) di baca 3X
terj Dr Basit, " Maha Suci Allah dan aku memuji-Nya sebanyak makhluk ciptaan-Nya, keredhaan diri-Nya, seberat timbangan Arash-Nya dan sebanyak tinta kalimah-Nya."
Syarah:
Wirid ini dari jalur Ummul Mukminin Juwairiah binti al-Harith. teks penuh dari sahih Muslim:
(HR Muslim, no. 4905, lidwa) : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan 'Amru An Naqid dan Ibnu Abu 'Umar -dan lafadh ini milik Ibnu Abu 'Umar- mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Muhammad bin 'Abdurrahman -budak- keluarga Thalhah dari Kuraib dari Ibnu 'Abbas dari Juwairiyah bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari rumah Juwairiyah pada pagi hari sesudah shalat Subuh dan dia (Juwairiyah) tetap di tempat shalatnya. Tak lama kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali setelah terbit fajar (pada waktu dhuha), sedangkan Juwairiyah masih duduk di tempat shalatnya. Setelah itu, Rasulullah menyapanya: "Ya Juwairiyah, kamu masih belum beranjak dari tempat shalatmu?" Juwairiyah menjawab; 'Ya. Saya masih di sini, di tempat semula ya Rasulullah.' Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata: 'Setelah keluar tadi, aku telah mengucapkan empat rangkaian kata-kata -sebanyak tiga kali- yang kalimat tersebut jika dibandingkan dengan apa yang kamu baca seharian tentu akan sebanding, yaitu:
سبحان اللهِ وبحمدهِ : عَدَدَ خَلْقِهِ ، ورضا نفسِهِ ، وزِنه عرشِهِ ، ومِداد كلماتِهِ "Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya sebanyak hitungan makhluk-Nya, menurut keridlaan-Nya, menurut arasy-Nya dan sebanyak tinta kalimat-Nya.'
Mari berkenalan dengan isteri Nabi saw:
Ibn Hisham dalam seerahnya berkata, Juwairiyah adalah wanita dari Bani Mustaliq yang diperangi oleh RasuluLlah saw dalam perang al-Muraisi kerana pengkhianatan terhadap perjanjian Madinah. Selepas Bani Mustaliq dikalahkan, maka Juwairiyah telah menjadi tawanan perang dan dijadikan hamba abdi. Semasa pengundian, Juwairiyah jatuh menjadi milik Tsabit bin Qais. Setelah bekerja dengan Tsabit, satu hari Juwairiyah datang menemui RasuluLlah saw, ikuti dalam hadith Abu Daud:
(HR Abu Daud, no. 3429) : Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Yahya Abu Al Ashbagh Al Harrani telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Salamah dari Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Ja'far bin Az Zubair dari 'Urwah bin Az Zubair dari Aisyah radliallahu 'anhuma, ia berkata, "Juwairiyah binti Al Harits bin Al Mushthaliq menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syammas saat pembagian ghanimah, atau pada anak pamannya. Kemudian Juwairiyah mengadakan perjanjian pembebasan dirinya. Ia adalah wanita menawan yang selalu menarik perhatian orang yang memandangnya. Aisyah radliallahu 'anha berkata, "Kemudian ia datang memohon bantuan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hal perjanjian pembebasannya. Ketika ia berdiri di depan pintu dan aku melihatnya, maka aku tidak menyukai posisinya dan aku mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan melihat dirinya seperti yang aku lihat. Kemudian Juwairiyah berkata, "Wahai Rasulullah, aku adalah Juwairiyah binti Al Harits, permasalahanku sudah tuan ketahui. Sungguh, aku telah menjadi milik Tsabit bin Qais bin Syammas dalam pembagian, dan aku telah mengadakan perjanjian pembebasan diriku. Maka aku datang kepadamu memohon pertolongan dalam perjanjian pembebasanku." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bersabda: "Apakah engkau mau mengambil sesuatu yang lebih baik dari hal itu?" Juwairiyah bertanya, "Hal apakah itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Aku bayarkan perjanjian pembebasanmu dan aku akan menikahimu!" Jiwairiyah menjawab, "Aku telah melakukannya (siap)." Aisyah berkata, "Kemudian orang-orang mendengar bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menikahi Juwairiyah, mereka pun melepaskan tawanan yang ada di tangan mereka dan membebaskan mereka. kemudian mereka berkata, "Para tawanan itu adalah kerabat (besan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kami tidak melihat seorang wanita yang lebih besar berkahnya bagi kaumnya dari pada dirinya, sebab karenanya seratus keluarga Bani Mushthaliq dibebaskan." Abu Daud berkata, "Hadits ini adalah hujjah bahwa seorang wali boleh menikahkan dirinya."Tahqiq al-Albani:hadith hasan
الراوي:عائشة المحدث:الألباني - المصدر:صحيح أبي داود- الصفحة أو الرقم:3931
خلاصة حكم المحدث:حسن 
Rumusan: Nabi saw menebus Juwairiyah dari Tsabit bin Qais, kemudian melamar Juwairiyah sebagai isterinya. Ketika itu usia Juwairiyah adalah seputar 20'an.
Wirid ini walaupun 4 kalimah sahaja terlalu berat timbangannya, tidak perlu duduk lama-lama berwirid, cukup dengan 4 kalimah ini sahaja kerana timbangannya, masyaAllah, sama berat dengan semua makhluk-Nya dan sama berat dengan Arash yang dipikul oleh 8 saf Malaikat.
Maka janganlah anda abaikan wirid ini.

1 comment:

Doc said...

Jazakallahukhair