Friday, March 9, 2012

20 Hadith Maqlubah, edisi bonus (21 ) - Haram tinggal bersama non-muslim

Bonus: Hadith no 21: Haram Tinggal bersama non-Muslim

Takhrij hadith:
أنا بريء من كل مسلم يقيم بين أظهر المشركين ، قالوا : يا رسول الله ولم ؟ قال : لا ترايا ناراهما
terjemahnya: 
"Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal bersama orang-orang musyrik." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa?" beliau menjawab: " kerana ia umpama dua api yang tidak dapat bertembung."

Takhrij penuh:
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ سَرِيَّةً إِلَى خَثْعَمٍ فَاعْتَصَمَ نَاسٌ بِالسُّجُودِ فَأَسْرَعَ فِيهِمْ الْقَتْلَ فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَ لَهُمْ بِنِصْفِ الْعَقْلِ وَقَالَ أَنَا بَرِيءٌ مِنْ كُلِّ مُسْلِمٍ يُقِيمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُشْرِكِينَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلِمَ قَالَ لَا تَرَايَا نَارَاهُمَا
حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ مِثْلَ حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ وَلَمْ يَذْكُرْ فِيهِ عَنْ جَرِيرٍ وَهَذَا أَصَحُّ وَفِي الْبَاب عَنْ سَمُرَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَأَكْثَرُ أَصْحَابِ إِسْمَعِيلَ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ سَرِيَّةً وَلَمْ يَذْكُرُوا فِيهِ عَنْ جَرِيرٍ وَرَوَاهُ حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ الْحَجَّاجِ بْنِ أَرْطَاةَ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ قَيْسٍ عَنْ جَرِيرٍ مِثْلَ حَدِيثِ أَبِي مُعَاوِيَةَ قَالَ و سَمِعْت مُحَمَّدًا يَقُولُ الصَّحِيحُ حَدِيثُ قَيْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرْسَلٌ وَرَوَى سَمُرَةُ بْنُ جُنْدَبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تُسَاكِنُوا الْمُشْرِكِينَ وَلَا تُجَامِعُوهُمْ فَمَنْ سَاكَنَهُمْ أَوْ جَامَعَهُمْ فَهُوَ مِثْلُهُمْ

(HR Termidzi, no.1530) : Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Isma'il bin Abu Khalid dari Qais bin Abu Hazim dari Jarir bin Abdullah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus ekspedisi kepada Khats'am, lalu ada beberapa orang (Khats'am) yang bersujud. Namun pasukan ekspedisi tersebut segera membunuh mereka. Kabar tersebut akhirnya sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau pun memerintakan mereka untuk memberi setengah tebusan.", kemudian Beliau bersabda: "Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal bersama orang-orang musyrik." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa?" beliau menjawab: "Tidak pantas rumah mereka saling berhadapan." Telah menceritakan kepada kami Hannad berkata, telah menceritakan kepada kami Abdah dari Isma'il bin Abu Khalid dari Qais bin Abu Hazim seperti hadits Abu Mu'awiyah, tetapi di dalamnya tidak disebutkan 'dari Jarir', dan ini lebih shahih." Dan dalam bab ini juga ada hadits dari Samurah, Abu Isa berkata; kebanyakan para sahabat Isma'il (meriwayatkannya) dari Qais bin Abi Hazim bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus sebuah ekspedisi, tanpa menyebutkan di dalamnya dari Jarir. Dan diriwayatkan oleh Hammad bin Salamah dari Al Hajjaj bin Arthah dari Isma'il bin Abu Khalid dari Qais dari Jarir semisal hadits Abu Mu'awiyah. Ia (Abu Isa) berkata; saya mendengar Muhammad mengatakan; yang benar hadits Qais dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kedudukannya adalah mursal. Sedangkan Samurah bin Jundab meriwayatkan dari Nabi Shallahu 'alaihi Wasallam Beliau bersabda; "janganlah kalian bertempat tinggal dengan orang-orang musyrik dan jangan pula bergaul dengan mereka, oleh karena itu barang siapa yang bertempat tinggal atau bergaul dengan mereka maka dia seperti mereka."Tahqiq:
Komentar Imam al-Bukhari dalam Ilal al-Kabir, sahih mursal (marfu' tabi'in)
الراوي:جرير بن عبدالله البجلي المحدث:البخاري - المصدر:العلل الكبير- الصفحة أو الرقم:264
خلاصة حكم المحدث:الصحيح مرسل Komentar Imam Abu Isa ke atas komen gurunya al-Bukhari, hadith ini mursal kerana hadith ni sebenarnya tidak ada nama Jarir melainkan dari Qais.
Namun istilah al-Bukhari, sahih mursal itu diperbincangkan oleh para ulama' mutaakhirin, spt Ibn Hazm, Ibn Hajar, al-albani, syaukani, mursal sahih dapat dijadikan hujah, tambahan pula disisi mereka hadith ini sahih atau hasan.
Imam Dr al-Qardhawi juga berhujah dengan hadis ini.

Kefahaman Maqlubah:
Setengah orang memahami hadith ini mengandungi larangan umum untuk umat Islam menetap di negara kafir tanpa kecuali, juga melarang umat islam berhijrah ke negara kafir. Sedangkan ini tidak menasabah dengan perkembangan dunia sebagai komuniti global hari ini (global village). Di mana umat Islam ada yang menetap di negara kafir, ada yang pergi untuk urusan belajar, bisnes, perubatan, bekerja, urusan diplomatik, sukan dan pelancungan.
Asbab wurud hadis ini ialah mengenai bagaimana suatu ketika nabi saw mengutus satu ekspedisi  militeri kepada Bani Kath`am yang musyrik. Bila tiba di kampung Bani tsb, beberapa orang penduduknya sujud seperti dalam solat kerana ingin melepaskan diri dari operasi ketenteraan. Namun, mereka tetap juga dibunuh. Bila Nabi saw mendengar berita tsb, baginda memerintahkan keluarga mereka di bayar separuh diat, lantas baginda bersabda seperti lafaz di atas kerana orang Islam telah membinasakan diri mereka sendiri kerana mereka tinggal bersama-sama orang2 musyrikin yang memusuhi Islam.  Maka tinggal bersama kafir harbi seperti ini amaltlah dilarang sebagaimana firman Allah:
AQS al-Anfaa, 8:72 [Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan]

Jadi, maksud larangan menetap di negara kafir dan tingal bersama orang kafir itu merujuk kpd suasana perang , permusuhan, di mana muslim yang tinggal dalam negara yang bermusuhan dngan darul Islam, maka Negara islam tidak akan bertanggungjawab terhadap keselamatan mereka jika ada operasi ketenteraan dari negara islam menyerang negara tersebut.
(ref: DYQ, kaifa nata'amalu ma`a asunnah an-nabawiyah)

8 comments:

yat said...

boleh tinggal serumah tak dgn non muslim? saya menang tinggal serumah dgn non muslim, kristian

THTL said...

hadith tsb hukum umum, boleh kita menetap di negara bukan Islam. kemudian apa yg enta tanya tu adalah hukum perincian, yakni jika saya boleh menetap di negara kafir, apakah saya boleh duduk bersama non-muslim. jawabnya boleh, sebab nabi pun menetap bersama Abu Thalib seorang musyrik. Kena ada tujuan yg jelas, utk dakwah dan non-muslim itu bukan jenis yg anti-Islam. maksudnya mereka ni kafir yg baik.

Hannapunyacerita said...

Gimana ya kalau misalnya saya punya rumah kontrakan, lalu ada seorang teman saya ingin mengajak kawannya untuk tinggal satu rumah dengan kami sedangkan dia nonmuslim. Bagaimana sikap yg seharusnya saya ambil?

Hamba Allah ﷻ said...

muamalah boleh tapi tidak boleh bersama dalam urusan agama/aqidah.

Ara Books Store said...

Assalamualaikum ustad mau tanya saya tingga satu asrama dan satu kamar dengan nonis, sedangkan aurat perempuan itu tidak boleh terlihat walaupun dia (nonis) perempuan, jadi bagaimana ustad agar saya bisa menjaga aurat ?

Unknown said...

Assalamu'alaikum ustad, sama ingin bertanya. Saya tinggal bersama orang nonmuslim, didalam rumahnya ada lukisan dan salip. Di luar rumahnya dia memelihara anjing tiga ekor. Kata teman saya ga sah sholat di dalam rumah itu, dan malaikat juga tidak mau masuk. Yang ada setan semua. Apa benar ustad seperti itu ? Apa seotang muslim tdk boleh tinggal bersama non muslim ?

Unknown said...

Assalamu'alaikum saya sekarang tinggal dengan non muslim dan makan bersama mereka tapi saya tdk makan apa yg dilarang oleh islam tindakan apa yg harus saya lakukan mohon penjelasannya ustad.

Yolanda Putri Kuansing said...

Saya jga 1 kontrakan dengan nonmuslim, tpi saya ttap mnjlani ibadah sprti biasanya, dan tmn sya yg nonmuslim jga demikian. Klo masak urusan msing2. Alhamdulillah, smpai saat ini tmn sya tk prnah msak yg haram bgi org muslim. Prabotan rmh tngga saya jga brbeda dgn tmn sya. Yg pnting tak ad zat haram yg trkndung dlm mkanan nonmuslim yg kita mkn, brrti halal